Kegiatan ini diadakan pada hari Sabtu, 7 Oktober 2017. Awalnya kumpul di kampus jam 6 pagi, eh.. malemnya di kabarin kumpulnya jadi jam setengah 6 pagi dan bakal berangkat jam 6, wiihh pagi sekaliiii. Aku harus mengatur waktu karena perjalanan Cimahi-Telkom yang gapernah sebentar.
Tanggal 7 tiba, pamit ke orangtua, kemudian jam setengah 5 tepat langsung deh berangkat menuju kampus. Karena masih pagi dan ga macet, sampe di kampus nya lebih cepet, Jam setengah 6 sampe di TUCH tidak ada siapa-siapa, hanya melihat dua cowo dari kelas lain, dan ketemu Sylvi yang sedang kebingungan mencari kawan.
Yahhh akhirnya harus kumpul setengah 6, semua orang pada datang di jam 6. Dan perjalanan menuju Jakarta dimulai di pukul 7 pagi. Akhirnya berangkat...
sekitaran pukul 11 sampailah kami di Museum Bank Indonesia, tujuan kami kesini adalah mengobservasi terkait EGD disana, aku tertarik dengan adanya kunjungan ini, karena aku juga belum pernah mengunjungi Museum BI.
Saat turun dari bus, hawa panas Jakarta sungguh bikin tubuh ini kaget, panas buangeett..
Kemudian masuk ke Museum BI, adem ternyata ruangannya..
Saat masuk kami di suguhi dengan interior museum yang unik, layaknya bangunan kuno tapi modern
halaman tempat pembelian tiket, dan penitipan barang. |
layaknya museum yang lain pasti banyak display tentang sejarah. Di museum Bank Indonesia diawali dengan potret bangunan Museum dari jaman dulu.
Ketika masuk ke area museum dijabarkan semua seperti latar belakang, macam uang yang pernah dipakai dari zaman saat Indonesia masih dijajah, kemudian perkembangan logo BI yang terus berubah.
Museum BI ini menempati gedung BI kota yang sebelumnya digunakan oleh De Javasche Bank, Gedung yang mempunyai nilai sejarah tinggi yang terancam akan rusak apabilatidak dirawat atau di lestarikan. Museum BI telah menjadi bangunan Cagar Budaya oleh pemerintah. Selain tempat bersejarah, BI juga memiliki benda dan dokumen bersejarah yang perlu dirawat agar dapat memberikan informasi untuk masyarakat.
Di museum ini di jelaskan secara detail, bagaimana uang memang penting bagi kehidupan, saat Belanda datang kemudian dijajah, rakyat kesusahan untuk mendapatkan uang, muncul uang palsu karena susahnya kehidupan dijaman itu. Setelah merdeka, Indonesia mengeluarkan uang sendiri tapi masih banyak keluhan bagi masyarakat, kurang beredar uang nasional sehingga muncullah uang daerah di tiap-tiap kota.
Setelah dari museum kami keluar jalan-jalan dan makan siang. Hawa panas jakarta bikin badmood, rasanya pengen cepet sampe Bandung ajaalaah hehe.
Setelah panas, dikejutkan juga dengan macetnya saat akan menuju Bandung. Aku pasrah. Dan sampe Telkom sekitar jam 8-9 langsung caw berkendara pulang ke rumah. Kunjungan yang seru menurut aku.
Aku di Museum Bank Indonesia. |