Sunday, April 23, 2017

Semua Orang Punya Jalan Hidup Masing-masing

Aku mikir semua orang itu punya pola pikir yang sederhana dan ga macem-macem. Tapi ternyata itu semua salah, semua orang punya jalan masing-masing untuk menyeseuaikan dirinya.

Aku ga terima banget sama orang yang suka merokok, benci banget, muak. Tapi saat kuliah, aku harus terima untuk selalu menghirup asap rokok yang baunya benci banget.
Gabisa seenaknya nyuruh orang untuk ga ngerokok depan aku, mereka ya terserah mereka, yang penting ngerokok itu nikmat.

Ngerokok ku pikir hanya cowo aja, tapi makin kesini, cewe juga jadi suka ngerokok dan aku sering ngeliat kalo lagi di tempat makan atau di mall. Wanita udah ga peduli lagi yah sama tubuhnya...

Aku sempet kepikiran buat nyobain ngerokok itu kayak gimana rasanya. Tapi ya belom ada kesempatan.

Ini adalah sebuah tragedi yang tidak kusangka. Teman-teman ku membahas tentang merokok dan refill kemudian open table di multichat, aku yang melihat chat-chat tersebut hanya ngekek dan ga nganggep itu semua beneran.

Keesokan harinya, aku main ke kontrakan, karena temen2 mau pindahan.
Iya yang bikin aku syok setengah mati, mereka, teman-teman yang bisa dikatakan sudah dekat untuk waktu selama dua tahun. Ternyata perokok.

Alasannya karena merokok untuk menghilangkan stress, sama di cerita sebelumnya, tapi mereka alkohol penghilang stress nya. Ternyata mereka sebelum jadi perokok sudah pernah minum.

Betapa polosnya diriku ini!!
Dengan jelas aku melihat mereka menghisap rokok, membuang asap rokok tersebut sambil menyembur nya, mereka mendapat kenikmatan mereka sendiri.

Aku penasaran, memotek rokok dan mengemut filter, gada yang nikmat.

Mereka menawariku untuk mencoba satu batang, disitu aku bimbang, aku harus coba apa engga, amit2nya setelah merokok aku malah penyakitan atau mandul kan naudzubillah banget!

Sedih aja dia merokok udah dari SMA, yang satu lagi pernah open table hingga mabok,

Jadi intinya, diri kita gabisa selamanya berada di zona aman nyaman, pasti aja ada yang kita ga suka, yang teman akrab kita sukai.

Aku gabisa jauhi mereka cuma karena mereka perokok, disinilah yang namanya tolernsi, menghargai keputusan satu sama lain, apabila sudah keterlaluan barulah kita menegurnya.

Tapi menurutku apabila sudah sampai mabok, serem juga, mereka muslim, tapi gabisa baca Al-Quran. Sekarang aku hidup dimana orang lebih suka quote daripada ayat Al-Quran, dan apabila kamu mebawa ayat Al-Quran untuk menceramahi mereka, kamu dibilang salah tempat dakwah.

Astagfirullah...
bimbang lho kalo kayak gini.
Bahkan aku takut untuk mencari pacar atau bahkan seorang lelaki untuk disukai, karena manusia zaman kini menyeramkan, mereka lebih suka menuangkan kekesalannya dengan mabok ga jelas dengan alasan agar semua beban keluar.

Dan aku sadar makin aku dewasa, zona nyaman akan selalu berkurang.